menyentuh kenikmatan lewat ombak di laut,
yang bergelora, menjinakkan makna
tak terdekap
Seperti apa rasanya,
mengendalikan mau lewat batu di pegunungan,
patuh dan tenang,
untuk lenyap bersama gema
Aku hanya tau bagaimana
merasakan kehadiranmu,
dalam diam
sebagai sejuk embun -
mengalir lembut di dasar sumsum
Aku hanya tau bagaimana
mencintaimu, dengan berhenti tepat di titik subuhmu,
tumpuan segala sujudku
Sebab kau, kekasihku
berkuasa atas semua rasa sakit,
dari luar atau dalam
jasad atau jiwa
maka aku ingin bersahabat denganmu,
meninggalkan kenyerian
jauh di belakangku.
Engkau menjadi pijar
titik api
ketika aku terjerambab
meraba-raba
dalam gelap
dan menarik lenganku keluar
dari segala
ketakutan
Hadirmu adalah nyawa
setiap tarikan
nafas hidupku
Bila benar hidup serupa
roda pedati,
aku ikhlas,
selama engkau adalah jalanan yang kulewati
( Puisi Keroyokan, Edisi Roman: David Surya & Caesarina)
16 Agustus 2011
Didedikasikan buat seorang teman yang sedang merayakan perkawinan
dalam gamang...
· · Bagikan · Hapus
- David L Nino Zieps... muantaps... kalo aku sendiri pasti ga serame ini, karna keroyokan itu lha yg bisa jd INDAH16 Agustus jam 15:02 ·
- Suara Alam Desa Sangat menyukai Puisi anda.. heheheheee.. ga bisa koment kawan,16 Agustus jam 15:05 ·
- Caesarina Pujirohyati @SAD: hehe..sy cm penggembira kok..tanya kawan David tuh..16 Agustus jam 15:24 ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar