Selasa, 23 Agustus 2011

SuAtU SaAt

Setiap saat
kawanku datang dari luapan amarah
jiwanya menggelegak terengah
mengejar nasib
tengadah
tangan terkepal, bibir mengatup rapat
bulir keringat ngalir deras

Setiap saat
kawanku merangkum serapah dalam lara
remuk sudah jasad, terjual jua berbagai jiwa
untuk sehari dua periuk nasi
penuh berisikan
mimpi-mimpi basi
pagi ke malam, malam ke pagi
seperti bumi tak ada rotasi

Tentu saja,
Harga sebuah jiwa berarti
kematian jiwa

Lalu yang berbaris rapi di depan
gemuruh mesin pabrik-pabrik
berseragam, melangkah serempak
kaki berayun dalam belenggu
sakit, kosong, tak berdaya
adalah manusia-manusia
yang nyaris mati dicabuti
kemanusiaannya...

Setiap saat pula,
Para majikan asyik mengangkang dengan laba
mendengkur pulas kenyang
berselimut nirwana
Persetan buruh dilibat hutang
Persetan buruh tak makan
Persetan dengan keselamatan atau jaminan
Tindas..
Tindas..
Tindaslah mereka!

Lalu suatu saat
kawanku menyusun lapar, peluh, tangis
pekik jeritnya
di sela-sela harga diri
yang tersisa

Bergabunglah...

Dari sini semuanya bermula..
(Puisi keroyokan: Inunesia & Caesarina..)
· · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar