Selasa, 23 Agustus 2011

SeTeLaH PeStA BuMi

Luluh dalam kabut
fajar belum jua
tampak
ani-ani sudah digantung
pesta bumi berpekan lewat
pematang tinggal tanah kering
berselimut rumput liar

angin semilir menembus
tulang letih berusaha lurus
di dipan
berderak suaranya
peluh belum kering menetes
perut merintih berontak belum terisi
sudah berhari-hari

hasil bumi berlimpah
tangan ini yang berdarah-darah mengayun cangkul
menarik bajak, meyebar benih
menjaga tiap bulirnya
hadir
satu-satu menari liar waktu
tali pengusir burung
disentakkan

irama lesung ditumbuk
bertalu-talu
memecah bulir kuning
bergantian
sari-sari hidupnya dikumpulkan, dituang dalam lumbung
berton butir, beras terbaik, dari tangan-tangan terbaik
berdarah-darah
hasil panen yang berlimpah
mengalir deras ke saku
para tuan

lalu kami berbaris pulang
mengoles tangan dengan minyak kelapa, membalut  kain
atau cuma meludahi telapak
berharap alam, seperti yang sudah-sudah
menyembuhkan segala luka

pesta bumi sudah usai
berpekan-pekan
tanah pematang jadi sarang
rumput liar, serangga, rupa-rupa hewan semak
anak-anak bergulingan
jejeritan
berkelahi dengan lapar
yang makin garang
setelah malam
tiba...

( Selamat Hari Tani, kawan-kawanku...)
· · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar