Deru ombak memanggil-manggil
kaki-kaki telanjang berlarian
buat jejak di pasir
terik mulai reda, meluncur ke barat, langit bau asin
angin dari pantai menyapu
lautan
selembar besar jala telah dirajut
menjaring harap bila malam lepas
Wahai, sudah sebulan tidak melaut
sisa rupiah terahir dirampas tengkulak
solar langka harga melambung
perahu tandas di tepian
Ah, mana ada ikan masuk perangkap
semua terbirit gaduh mesin butut
Ah, mana bisa berlomba sampai ke tengah
kapal tetangga melaju seperti kilat
laut moyang dijarah mentah-mentah
Polisi Penjaga main mata, rupiah berpindah tangan
Nelayan menggulung jala, menelan ludah, terapung-apung
menyusur laut dengan hampa
miskin tehnologi, miskin rejeki
harga tangkapan terbanting di bumi
Lihat istri-istri merantau ke Saudi
pulang buncit memar, sebagian masuk dalam peti
sebagian lagi remuk dalam jual beli
harga diri
Pasir hitam, pesisir terkikis
ombak menyapu segala harapan
gubuk beratap rumbia
senyap, suram
semburat amis keputus asa-an
Moyangku seorang pelaut
tinggal cerita dari mulut ke mulut..
( Puisi Keroyokan : Inunesia & Caesa )
kaki-kaki telanjang berlarian
buat jejak di pasir
terik mulai reda, meluncur ke barat, langit bau asin
angin dari pantai menyapu
lautan
selembar besar jala telah dirajut
menjaring harap bila malam lepas
Wahai, sudah sebulan tidak melaut
sisa rupiah terahir dirampas tengkulak
solar langka harga melambung
perahu tandas di tepian
Ah, mana ada ikan masuk perangkap
semua terbirit gaduh mesin butut
Ah, mana bisa berlomba sampai ke tengah
kapal tetangga melaju seperti kilat
laut moyang dijarah mentah-mentah
Polisi Penjaga main mata, rupiah berpindah tangan
Nelayan menggulung jala, menelan ludah, terapung-apung
menyusur laut dengan hampa
miskin tehnologi, miskin rejeki
harga tangkapan terbanting di bumi
Lihat istri-istri merantau ke Saudi
pulang buncit memar, sebagian masuk dalam peti
sebagian lagi remuk dalam jual beli
harga diri
Pasir hitam, pesisir terkikis
ombak menyapu segala harapan
gubuk beratap rumbia
senyap, suram
semburat amis keputus asa-an
Moyangku seorang pelaut
tinggal cerita dari mulut ke mulut..
( Puisi Keroyokan : Inunesia & Caesa )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar