Selasa, 23 Agustus 2011

D~A~M~P~A~K

Padang ilalang kering kerontang
lumbung2 padi hanya jerami
katanya wereng, kemarau, hama
nyata juga tak ada benih
terbeli

Tanah ini sudah turun turunan
dari kakek buyut sampai tole
dibesarkan desau angin pematang
dulu riuh berlarian dibelai bulir kuning emas

Satu-satu dirampas, dibakar, dikubur hidup-hidup
dikangkangi, dinodai, dibodohi, diludahi, dinjak-injak
digagahi habis-habisan
ternganga-nganga melihat
keserakahan bermunculan
dibangun di atasnya

Atas nama negara
Atas nama hajat hidup orang banyak

Atas dusta-dusta yang bergelimang karat
arit, pacul, ani-ani
saat caping-caping terpaksa digantung
pemilik yang terusir dari tanah sendiri..

Seperti laron mendekati neon
gemerlap bawa ramai-ramai mendekat

Kota besar menebar mimpi-mimpi palsu
muda-mudi, titisan bulir padi, hanyut pada kanalnya
sebagian terlunta-lunta tak berumah
yang kuat menang dan beringas.
sebagian lagi masuk tembok
memeras keringat

Atas nama negara
Atas nama hajat hidup orang banyak

Atas dusta-dusta yang menguar bau busuk dari seluruh
penjuru kota..


( Puisi Keroyokan : Inu & Caesa..)
· · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar