Jumat, 26 Agustus 2011

SePoToNg RiNdU

Senja samar
terang menggelincir di barat
benakku berputar
mengingat bayangmu berpendar
nun jauh
waktu kian sempit
dadaku nyaris terbelah
perih melolong sengit
rinduku membuncah
merobek langit

kutitip puisi rindu
pada nyanyi angin sendu
agar hati tak kian pilu
berharap kaupun rindu

datarnya hari, melaju cepat
aku menghitung bintang
sawah yang mulai kering
anak-anak berlarian
ke surau
suara muadzin mendayu
membungkus pilu dengan kemelut

aku bersimpuh di haribaan
senja
ketika rindu menyerbu
semakin menggila
bayangmu meronta
menari-nari dalam benak
simpuhku menjadi hentak

wahai, separuh jiwa
yang sedang kembara
tak inginkah sejenak
pulang
membasuh lara?

Banten, 20 Agustus 2011
(Puisi Keroyokan Suara Alam Desa & Caesarina)

· · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar